Bukan kita.. bukan juga aku..
Tapi tentang sesuatu yang tak pernah bisa di artikan..
Tapi aku tak ingin sampai mati terus begini..
Aku tak pernah memaksakan
Apa kamu aku? Apa perasaanmu perasaanku?
Dan bukan pula aku ingin memperjelas..
Bukan sekenanya
mungkin karna benar aku tak benar-benar menjaganya..
kau juga pantas ragu-ragu..
tapi sungguh aku tak ingin jadi airmata
menetes di pipimu, lalu lenyap..
aku bukan sampah...
Ada banyak perasaan disni
Begitu banyak pula yang tak berani ku ungkap
Begitu pula perasaan yang membatiniku
Jika bisa, kita terluka sama-sama..
Agar terasa adil, terasa sama, terasa aman
Ada banyak perasaan disini
Ku membecimu dalam diam, dalam tangis, dengan segala kesalah pahamanku..
Ku mencintaimu dalam tenang, dalam renungku, dalam kesalahanku..
Jika bisa kita terluka sama-sama
Agar kau tau rasanya, agarku mengerti kamu
Entah seberapa jauh persimpangan ini, yang kau ciptakan, yang tuhan cobakan
Entah seberapa tinggi inginku meraih rasa yang sama
Entah seberapa encer darah ini, hingga rasanya kita tak satu nafas
Tapi terus saja aku menari-nari, bernyanyi-nyanyi
Meski ternyata tak seelok pendapatku , tak semerdu pendapatku..
Sehingga dengan lantang egoisku mengatakan, ini pendapatku
Apa akan? Apa harus? Apa mesti?
Idiologi tai kucing, apa yang kau pikirkan???
Harus terseok-seok sejauh apa lagi ?
Harus kah aku berfikir untuk semua yang beralasan yang berat didirimu? Apa aku harus memikirkan semua yang berkelok dan terpisah seperti minyak dan air?
Haruskah aku seperti guntur untuk sadarkanmu, mendung ini akan memabawa badai, topan..
Aku menangisi ini, sungguh aku menangisinya hingga perih, ..
Aku hanya ingin kita satu nafas,, atau kita sama-sama terluka saja
Sungguh aku mengulurkan tangan kananku.. dan memngulurkan tangan kiriku, memberimu belati.. lukai yang mana saja.. asal jangan hatiku,, jangan jantungku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar