Tuhan telah bilang semuanya.. apa kau dengar?
Tuhan telah tunjukkan semuanya.. mau tanya apa lagi?
Tuhan sudah cukup..
Risau menari-nari..
Kerancuan terbata-bata muncul, meski dangan tebal muka jadi cacat sejarah awal kesalahan..
Sendu memanggil kelabu..
Tenang saja,tuhan memelukmu
Telah lama.. telah lama
Sejuk juga taman surga dunia ini..
Tak lama.. panas menyapa.. kericuhan menggaduhh..
Apa kau merasa? Apa kau merasa?
Tertimpa juga.. berputar juga
Sumpah, ini bukan pepatah
Mau dikatakan apa lagi?
Lengket jemari karna darah beku di dada
Kau beri cinta untuk orang sombong yang angkuh itu
Coba saat di tegurnya kau pergi, lalu berlari
Takkah tuhan sudah bilang? Takkah sudah tuhan pisahkan..
Sudahlah
Sudah ku bilang, ini bukan sekedar pepatah tua
Rancu kembali.. di katanya tuhan diam saja
Coba rasa kembali dengan lembut
Doamu, jadi kamu.. pintamu jadi senyummu
Jadi semua
Sekarang tanya lagi pada dirimu
Doa yang mana yang tak di jawabnya??
Kebenaran yang mana yang tak benar di ciptanya
Tuhan tak sedang buat pepatah kawan, dia mengujimu..
Dia membuat semua yang tak bisa kau rangkai
Tak bisa kau fikirkan
Coba saja
Sudah ku bilang
Ini bukan soal pepatah.. tapi soal kau memaknai arti pepatah itu
Jadi tuhan telah ciptakan surga itu di telapak kaki ibumu
Laki-laki?
Sudahlah, kadang dia mengganggap kita remeh
Tapi bukan berarti.. juga kau tak boleh begitu
Dia pemimpin
Hai laki-laki..
Peluk hangat sebuah makna cinta...
Tanam di hatimu
Makna birahimu tak bermakna apa-apa
Maka kita akan berdamai selamanya
Setuju?
Setan menggeleng..
Apa kau tak malu
Mereka merasa kalah..
Kalah licik darimu
Sudahlah
Ibadah saja.. rangkul dirimu
Dan selamatkan
Mengamuk saja.. mengadu saja
Jika rasa remuk di hatimu tuntas.. kau tidur saja
Kau nikmati saja lelahnya
Semua telah berakhir
Semua sudah selesai
Dendam apa?
Masa lalu ingin kau maki lagi?
Mending kau mati saja
Atau durhaka saja..
Selamat tinggal untuk pendendam sepertimu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar