Senin, 12 Juli 2010

Tak Perlu

Tuhan telah bilang semuanya.. apa kau dengar?
Tuhan telah tunjukkan semuanya.. mau tanya apa lagi?
Tuhan sudah cukup..
Risau menari-nari..
Kerancuan terbata-bata muncul, meski dangan tebal muka jadi cacat sejarah awal kesalahan..
Sendu memanggil kelabu..
Tenang saja,tuhan memelukmu

Telah lama.. telah lama
Sejuk juga taman surga dunia ini..
Tak lama.. panas menyapa.. kericuhan menggaduhh..
Apa kau merasa? Apa kau merasa?
Tertimpa juga.. berputar juga
Sumpah, ini bukan pepatah
Mau dikatakan apa lagi?

Lengket jemari karna darah beku di dada
Kau beri cinta untuk orang sombong yang angkuh itu
Coba saat di tegurnya kau pergi, lalu berlari
Takkah tuhan sudah bilang? Takkah sudah tuhan pisahkan..
Sudahlah
Sudah ku bilang, ini bukan sekedar pepatah tua

Rancu kembali.. di katanya tuhan diam saja
Coba rasa kembali dengan lembut
Doamu, jadi kamu.. pintamu jadi senyummu
Jadi semua
Sekarang tanya lagi pada dirimu
Doa yang mana yang tak di jawabnya??
Kebenaran yang mana yang tak benar di ciptanya
Tuhan tak sedang buat pepatah kawan, dia mengujimu..
Dia membuat semua yang tak bisa kau rangkai
Tak bisa kau fikirkan
Coba saja
Sudah ku bilang
Ini bukan soal pepatah.. tapi soal kau memaknai arti pepatah itu

Jadi tuhan telah ciptakan surga itu di telapak kaki ibumu
Laki-laki?
Sudahlah, kadang dia mengganggap kita remeh
Tapi bukan berarti.. juga kau tak boleh begitu
Dia pemimpin
Hai laki-laki..
Peluk hangat sebuah makna cinta...
Tanam di hatimu
Makna birahimu tak bermakna apa-apa
Maka kita akan berdamai selamanya
Setuju?
Setan menggeleng..
Apa kau tak malu
Mereka merasa kalah..
Kalah licik darimu
Sudahlah
Ibadah saja.. rangkul dirimu
Dan selamatkan

Mengamuk saja.. mengadu saja
Jika rasa remuk di hatimu tuntas.. kau tidur saja
Kau nikmati saja lelahnya
Semua telah berakhir
Semua sudah selesai
Dendam apa?
Masa lalu ingin kau maki lagi?
Mending kau mati saja
Atau durhaka saja..
Selamat tinggal untuk pendendam sepertimu..

Tolong

Bukan kita.. bukan juga aku..
Tapi tentang sesuatu yang tak pernah bisa di artikan..
Tapi aku tak ingin sampai mati terus begini..
Aku tak pernah memaksakan
Apa kamu aku? Apa perasaanmu perasaanku?
Dan bukan pula aku ingin memperjelas..
Bukan sekenanya
mungkin karna benar aku tak benar-benar menjaganya..
kau juga pantas ragu-ragu..
tapi sungguh aku tak ingin jadi airmata
menetes di pipimu, lalu lenyap..
aku bukan sampah...
Ada banyak perasaan disni
Begitu banyak pula yang tak berani ku ungkap
Begitu pula perasaan yang membatiniku
Jika bisa, kita terluka sama-sama..
Agar terasa adil, terasa sama, terasa aman
Ada banyak perasaan disini
Ku membecimu dalam diam, dalam tangis, dengan segala kesalah pahamanku..
Ku mencintaimu dalam tenang, dalam renungku, dalam kesalahanku..
Jika bisa kita terluka sama-sama
Agar kau tau rasanya, agarku mengerti kamu
Entah seberapa jauh persimpangan ini, yang kau ciptakan, yang tuhan cobakan
Entah seberapa tinggi inginku meraih rasa yang sama
Entah seberapa encer darah ini, hingga rasanya kita tak satu nafas
Tapi terus saja aku menari-nari, bernyanyi-nyanyi
Meski ternyata tak seelok pendapatku , tak semerdu pendapatku..
Sehingga dengan lantang egoisku mengatakan, ini pendapatku
Apa akan? Apa harus? Apa mesti?
Idiologi tai kucing, apa yang kau pikirkan???
Harus terseok-seok sejauh apa lagi ?
Harus kah aku berfikir untuk semua yang beralasan yang berat didirimu? Apa aku harus memikirkan semua yang berkelok dan terpisah seperti minyak dan air?
Haruskah aku seperti guntur untuk sadarkanmu, mendung ini akan memabawa badai, topan..
Aku menangisi ini, sungguh aku menangisinya hingga perih, ..
Aku hanya ingin kita satu nafas,, atau kita sama-sama terluka saja
Sungguh aku mengulurkan tangan kananku.. dan memngulurkan tangan kiriku, memberimu belati.. lukai yang mana saja.. asal jangan hatiku,, jangan jantungku..

cinta

cinta, izinkan saya mencintai anda hingga semua jadi terasa aman..
cinta, aku ingin kau terbit di pagi-paggiku yang penuh embun sejuk dan damai
cinta, damaikan rasa rinduku saat semua jadi sangat hancur
kita bisa? atau lebih tepatnya.. kamu mau?

cinta, ini akan jadi sendu sepanjang masa
cinta, entah aku akan mengadu pada siapa lagi
cinta, ku rasa aku tak ingin mengartikan cintaku ini dalam keadaan aku seperti sampah
apa ini bodoh? atau lebih tepatnya.. saya tergila-gila

semua jadi sedih.. maaf, saya yang sangat sedih..
saya tak bisa berteriak..

akan ku dagtarkan rasa sintaku ini padamu
-
-
-
-
-
-
-
-
-
hingga tak terhingga
kau tau semua ini tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata
karena perasaan ini hanya bisa terjelaskan kalau ku mereasakan cinta ini dan membalas cintaku..

terimakasih..
untuk seseorang yang sebenarnya aku tak tau siapa dia..
aku tak tau cinta tulusku ini ku alamatkan kemana
aku hanya mencitai bayang semu yang sebenarnya tak ada
aku hanya mengharap kedatangannya.. dengan sebuat kata tulus..

terimakasih...
jika suatu saat nanti dia atau seseorang itu datang
dan mencintaiku hingga aku nyaman di sisimu
aku akan menjaga cintamu..
karna aku sangat mengharap kedatangannya

tuhan
saya minta cinta, cinta habibi kepada istrinya.. sebuah cinta pertamanya yang jadi abadi
saya minta lelaki, bijaksana dengan humor terbaiknya
amin

Kamis, 10 Juni 2010

saya benar-benar

mendebarkan tuhan
meragukan tuhan
ini semua nampak nyata tak nyata..
nyata dan mengerikan, tersembunyi dan menggetarkan
benarkah? aku tak myakininya..
apa aku hanya mengungkiri..
sejenak ku sadari..
benar, ini manusia..
benar, begitulah adanya

mereka balik terbalik tak sama..
aku tak bisa cermin mencermini..
aku tak bisa mengadu, mencoba, memihak dan memilih.. heran saja..
kenapa ini benar2 tak bisa ku percaya
tuhan saya menantikan terang, dan sebuah jalan lalu lepaskan semua.. sudah
aku lelah
lelah berfikir, siapa yang benar dan siapa yang pantas ku bela
sisi gelap terang buram kurasa
hmmm.. waktu..

Senin, 29 Maret 2010

hari ini 29 maret 2010

aku berfikir yang tidak-tidak hari ini.. ga ngerti..
mungkin ga sih apa yang aku pikirin bener, kalo beneran pasti gawat dong..
sudah berminggu juga terjadinya.. aku pengen teriak2 di kupingnya... KAMU KENAPA???? kalo perlu pake toa masjid... benci dehhh...