Kamis, 18 Juni 2009

meluasnya salah paham di Indonesia

Indonesia telah di penatkan oleh yang namanya manohara yang berkoar tentang hidupya. Hanya sampai saat ini ap yang ia katakan belum terbukti sih. Jadi, sementara belum tau rakyat Indonesia terus me-judge Malaysia ( Kelantan) menjadi miring. Entah sampai kapan kita akan menemui perkara yang terus di beberkan media massa dalam hal ini. Tapi tanggal 18 juni 2009 kamis. Kampus kami kedatangan

Prof. Datuk Dr. Abdul Latiff Abubakar

dgn bahasan

" Peran Media Massa Dalam Dinamika Hubungan Indonesia Malaysia"


menurut yang saya terima..


pada dasarnya kita harus mem balance kan antara AGAMA, TRADISI, dan ETIKA yang dalam pribahasanya Datuk itu adalah "bagaimana kita menjunjung AGAMA dan menggendong ADAT kita tanpa harus terus mengikuti budaya barat"
hummp...BERAT
karna Liberalisasi mempengaruhi kita secara tidak sadar. itu benar juga.
yang di pertitik beratkan disini adalah siapa yang membuat antara Malaysia dan Indonesia terus berpresepsi salah dan jika terus menerus berkepanjangan maka keduanya tak akan bersatu padahal bertangga...
huh.. parah!!! lalu??
inilah yang di katakan panjang lebar tadi...
PERS.. ( maafkan aku ya...aku bukan bermaksud jahat, hanya menyampaikan pa yang tadi di permasalahkan)
pada dasarnya kan pers berfungsi sebagai
1. Memberi maklumat
2. Memberi pendidikan ( yah, mungin maksudnya jadi peng inspirasi )
3. Memberi hiburan ( yah, yang dalam artian positif)
4. dll
Lalu jika Indonesia di buat berseteru oleh Manohara(sekali lagi MAAF) itu karna berita yang terus menerus tak terbukti kebenarannya terus menerus diberitakan juga, tanpa tau efeknya...
yah, kekurangan Indonesia sendiri hanya bisa mendengarkan sepihak. toh dari pihak sepihak kita belum tau kejelasannya dan terus ikut menghujani dengan kemarahan yang membabi buta..
aku pun tak mau menyalahkan siapa2 akhirnya..
atau seputar apapun yang membuat kita nge judge Malaysia jelek!!
lalu bagaimana kita menanggapi???
yah, kata Datuk
kita tidak boleh memberitakan apa yang belum terbukti, yah semuanya harus di musyawarahkan..
sesuai adat(tradisi), Agama, Etika.

sedih...
Semoga kita bisa memperbaiki apa2 yang telah rusak..
AMIN ya ALLAH..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar